Setetes embun awal pagi
Mengiringi kemunculan matahari
Membuat sejuknya nurani
Setetes air mata bunda
Mengikuti langkah ananda
Tuk merantau entah kemana
Dunia hanyalah sebatas dunia
Manusia tiada lain hanya hamba
Hanya Allah pemilik alam semesta
Pati, 20-07-2003
Taqwa
Sebuah kata sejuta makna
Sejukkan hati tentramkan jiwa
Hilangkan gundah di hati hamba
Tunjukkan hidup dalam realira
Cinta
Satu kata idola remaja
Sulit di terka baik buruknya
Setiap persepsi semua berbeda
Diantara dosa dan pahala
Diantara susu dan air tuba
Diantra kata taqwa dan cinta
Dalam sebuah pola piir remaja
Dalam keganasan samudera dunia
Kenikmatan taqwa di hati hamba
Bukan sekedar nikmat susu sebelanga
Penderitaan dan pengorbanan cinta
Tiada sepedih siksa di neraka
Pati, 09-12-2003
Saturday, 12 July 2008
from my old diary......
Posted by Ahmad Agus Salim at 7/12/2008 10:41:00 pm 0 comments
Labels: Cerpen, My Zone-My Writings
Demografi Negara Negara Islam (Catatan summer 2008)
Rumah budaya “Akar”, adalah sebuah komunitas atau organisasi yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup, membangun kembali budaya Mahasiswa Indonesia Mesir (selanjutnya dibaca MASISIR) sebagai bagian dari generasi bangsa. merupakan salah satu media untuk komunitas pekerja budaya dan pekerja seni, kegiatan-kegiatan yang diadakan merupakan optimalisasi dari tiga unsur budaya yaitu cipta, rasa dan karsa manusia, terbentuk pada tanggal 31 Maret Tahun 2008, namun secara resmi dibuka pada tanggal 7 April 2008, terhitung masih sangat muda secara usia.
Sebenarnya sore itu aku sedang asik main computer dirumah dengan fasilitas internetnya, satu diantara rutinitas keseharianku saat liburan musim panas tahun ini, tiba tiba Handphone aku berbunyi ,sebuah telepon masuk dari Arya temanku yang mengajak untuk berkunjung ke Rumah Budaya “Akar” dimana hal itu memang sudah kita rencanakan sejak satu hari sebelumnya, sore itu terdapat agenda semacam diskusi atau yang kami istilahkan kuliah umum tentang Demografi Negara Negara Islam disana dengan Aang Asy’ari,LC sebagai pembawa materi
Kajian ringan sore itu sebenarnya merambat ke tema yang lebih umum dari pada sekedar pembahasan Demografi atau ilmu kependudukan di Negara Negara Islam, sisi sisi geografi juga ikut dibahas yang semuanya mengerucut ke arah kondisi Negara Negara Islam saat ini yang notabene adalah Negara dunia ketiga (baca : berkembang).
Menurut presantator, Para ahli saling berbeda pendapat tentang kriteria sebuah Negara disebut sebagai Negara Islam, secara umum ada tiga sudut pandang yang dijadikan acuan, yaitu dari sisi penduduk, hukum Negara dan organisasi OKI. Dari sudut pandang penduduk, Negara Islam adalah sebuah Negara dimana jumlah penduduknya 51% keatas menganut agama islam sebagai tuntunan hidup mereka, sedang dari sisi hukum Negara, Negara islam adalah Negara yang mengambil hukum hukum islam sebagai konstitusi atau dasar Negara, dan pendapat terakhir mengatakan bahwa Negara islam adalah setiap Negara yang ikut dalam keanggotaan Organisasi Konferensi Islam yang kemudian disingkat dengan OKI, dari tiga definisi diatas sebagian besar para ahli mengambil definisi yang pertama dan itu pula yang akan kita ambil dalam pembahasan kali ini.
Jika kita telisik lebih mendalam, Negara Negara islam sebenarnya menempati posisi yang sangat strategis dalam percaturan politik dan perdagangan dunia sejak zaman dahulu, dan tidak selayaknya kondisi seperti sekarang ini yang menempatkan sebagian besar dari mereka sebagai Negara berkembang bahkan miskin terjadi, secara geografis wilayah Negara negara islam terletak pada jalur jalur strategis perdagangan dunia, di wilayah timur terdapat selat malaka yang menjadi tempat persinggahan perdagangan antara cina dan hindia dan dimiliki oleh Indonesia dan Malaysia yang notabene adalah Negara islam, kemudian terusan suez yang menyambungkan laut merah dan laut mediterania berada di wilayah Negara Mesir, seluruh aktifitas perdagangan dunia dari barat ke timur maupun sebaliknya harus melalui terusan ini jika tidak mau berputar melalui tanjung harapan yang akan menghabiskan biaya dan dampak resiko yang lebih besar, belum tempat tempat strategis lain seperti jabal thoriq yang sebelah selatan dimiliki oleh maroko dan juga lainnya, jika Negara Negara tersebut mampu dengan baik mengontrol laju perdagangan yang melewati daerah mereka maka akan menjadikan kekuatan sendiri dalam kancah percaturan politik perdagangan dunia, dari pemaparan diatas, juga dapat kita pahami bahwa dengan menjadi tempat tempat persinggahan dari aktifitas perdagangan dunia, tentunya hal ini akan memberikan pengaruh akan tingkat peradaban yang ada, maka tidak heran jika kita pernah membaca sejarah yang menyatakan bahwa islam adalah peradaban tertinggi di dunia beberapa abad silam.
Minyak adalah sumber energi terbesar saat ini yang memiliki kapabilitas dan kekuatan yang dapat mempengaruhi situasi perekonomian dan politik dunia, dapat kita rasakan pengaruh kekuatan yang dimilikinya bagi perekonomian dunia secara langsung belakangan ini, disaat melambungnya harga minyak dunia, hampir seluruh Negara terkena imbasnya, tidak terkecuali Negara adigdaya sekaliber amerika, dan perlu kita ketahui Negara Negara Islam saat ini memiliki sepertiga dari total keseluruhan minyak dunia dan dua pertiga cadangan minyak masa depan. Dari data tersebut dapat kita lihat bahwa Negara Negara Islam memiliki potensi besar dari berbagai aspek untuk dapat berkiprah lebih guna mengangkat status sosial mereka, sebuah pertanyaan kenapa sampai sekarang mereka masih berkutit dalam keterpurukan sejak keruntuhan dinasti usmaniyah?
Jumlah penduduk di Negara Negara islam semakin bertambah banyak dari hari kehari, yang mungkin dikarenakan salah satu filosofi dalam agama itu sendiri yang bangga dengan banyaknya keturunan, namun disayangkan hal itu tidak dibarengi dengan semakin baiknya kondisi sosial dan ekonomi yang ada, bahkan semakin buruk, perpecahan yang selalu melanda Negara Negara ini menyebabkan kondisi dalam negeri yang tidak pernah stabil semakin diperparah oleh tekanan dari pihak luar, konflik berkepanjangan laksana rantai yang tidak pernah putus, problem demi problem terus bermunculan. satu pertanyaan mendasar yangmuncul kepermukaan, apa langkah pertama yang harus di tempuh untuk mengembalikan Negara Negara islam ini ke jalur semestinya, yaitu jalur menuju kehidupan yang lebih baik ?
Kairo, 11 juli 2008
By agassa_boy
Posted by Ahmad Agus Salim at 7/12/2008 03:47:00 am 0 comments
Labels: My Zone-My Writings
Friday, 11 July 2008
Mansura ( Catatan summer 2008 )
Ramsis adalah pusat Transportasi yang terletak di jantung kota kairo, dimana terdapat sebuah terminal kereta yang mungkin terbesar di negeri para nabi, dari namanya saja sudah terlintas di pikiran kita akan seorang raja di zaman mesir kuno yang mengatur negeri ini dengan kediktatorannya, sebuah pencerminan bahwa tempat ini juga merupakan tempat pengaturan utama jalan masuk dan keluar kota kairo. Siang itu aku ditemani seorang teman berjalan hilir mudik di sana, mencari sebuah kendaraan untuk dapat mengantarkan kami ke daerah daqahliya, tepatnya di kota mansura yang merupakan tujuan perjalanan kami selanjutnya dalam mengarungi summer’s holiday tahun ini.
Setelah kurang lebih 2 jam kendaraan eltramco yang kami tumpangi melaju, akhirnya kami mendapatkan sebuah kalimat sambutan terpampang diatas jalan yang berbunyi “selamat datang di propinsi daqahliya”. Panorama alam luar biasa indahnya selalu menemani kami sepanjang perjalanan kala itu, dimana sungai dan sawah yang merupakan dua sentral kehidupan manusia menghiasi sepanjang sisi ruas jalan, yang mana hal itu sempat membuat anganku menerawang menghempaskan alam pikiranku kembali ke beberapa tahun silam, di sebuah negeri nan jauh di ufuk timur dengan pemandangan yang hampir tak terdapat perbedaan dalam suasana khas pedesaan.
Mansura adalah ibu kota dari propinsi daqahliya yang terletak kurang lebih 55 kilometer dari kota zaqziq, tempat yang aku singgahi sebelum ini dalam rangkaian agenda liburan masim panasku, merupakan salah satu kota besar yang terdapat di Mesir selain Kairo dan Iskandaria, cukup indah dengan tata letak kota yang lumayan rapi ditambah dengan terdapatnya sungai nil yang membelah kota ini, menjadikan suasana lebih romantis didukung oleh para gadisnya yang terkenal sangat cantik, dalam sejarahnya kota ini di buat oleh sultan Malik el Kamil tahun 1221 untuk menggantikan posisi kota Damietta yang jatuh ketangan orang Kristen dalam rangkaian perang salib, El-mansura sendiri memiliki arti victorius atau kemenangan.
Universitas Mansura adalah universitas terbesar si kota ini, terletak di pinggir sungai nil di pusat kota, dengan tata letak dan gaya bangunan modern dengan format bangunan yang mengelilingi sebuah taman besar, sebagian besar mahasiswa asing yang belajar disana berasal dari Malaysia dan mengambil fakultas kedokteran, mahasiswa Indonesia sendiri hampir semuanya kuliah di Universita Al-azhar Mansura yang hanya memiliki dua fakultas yaitu bahasa dan Theologi, selama hampir satu minggu aku menghabiskan waktuku untuk menikmati keindahan kota ini, jalan jalan, mancing ikan di sungai nil dan nogkrong sambil makan es cream merupakan rutinitasku,dan selama disana aku sendiri tinggal di rumah temanku seorang mahasiswa universitas Al-azhar yang berasal dari aceh.
Jantung ini terus bergetar kencang Selama perjalanan pulang dari Mansura, tidak lain di sisiku duduk dengan manisnya seorang gadis mesir berpakaian merah yang dikombinasikan dengan warna putih elegan, kalau tidak mengingat adat di mesir yang agak konservatif dan meninggikan derajat wanita ingin rasanya aku menyapa dan menanyakan namanya, tapi saat itu otakku masih normal dan tidak mungkin untuk mengambil resiko di damprat penumpang lain atau gadis itu sendiri karena dianggap tidak sopan, lagian hitung hitung turut menjaga martabat mahasiswa Indonesia juga yang telah terkenal dengan sebutan ahsan an-nas ( sebaik baiknya manusia ) disini.
Yesterday is a history, tomorrow is a mystery, today is a gift, that’s why we call it present. Perjalanan kita dalam hidup ini tidak akan pernah berakhir dan akan terus bergerak seiring dengan berputarnya waktu dalam sebuah dinamika yang tidak mampu kita tebak kemana arahnya, yang dapat kita lakukan hanya berusaha untuk menikmati hidup dengan menjadikannya bermanfaat dalam setiap alur yang ada, pantang menyerah ketika dihadapkan dengan rintangan rintangan yang menghiasinya, sekaligus mencoba untuk menemukan dan membuat perihal yang akan menjadikan kita terus eksist meski sang ruh telah meninggalkan raga. Aku jadi teringat beberapa kata yang dapat mempresentasikan kalimat mutiara diatas dalam novel sang pemimpi karya Andrea Hirata, bahwa janganlah kamu berusaha mendahului taqdirmu dengan bersifat pesimis, lakukanlah yang terbaik yang dapat kamu lakukan saat ini, entah apa yang terjadi pada kita esok hari bukanlah bagian kita untuk memutuskannya, tapi satu hal yang harus kita ingat bahwa kita dapat membuat perubahan di esok hari dengan melakukan yang terbaik hari ini.
Kairo, 2008-07-10
Sambil mata terkantuk kantuk sehabis subuh.
Posted by Ahmad Agus Salim at 7/11/2008 03:16:00 am 0 comments
Labels: My Zone-My Writings
Thursday, 10 July 2008
Lingkaran Kehidupan (Sekelumit tentang Circle’s Theory)
Manusia lahir, tumbuh dan kemudian kembali lagi ke-ketiadaan, sebuah filosofi kuno mengatakan bahwa awal sebuah perjalanan disisi lain merupakan akhir dari perjalanan itu sendiri, ibarat sebuah lingkaran bisa menjadi sempurna jika titik awal dan titik akhir telah bertemu.
Mengetahui akar dari sebuah problema yang terjadi menjadi sangat urgen guna mencari sebuah solusi, dia merupakan titik awal dari sebuah lingkaran yang tanpanya kita tidak akan mampu menjadikan lingkaran itu sempurna, dengan bahasa sederhana dapat kita katakan bahwa sebab adalah kunci dalam pencarian solusi.
The beginning is the end, antara ada dan tiada, muncul dan kemudian menghilang, hal itu merupakan sebuah phenomenon yang tak terbantahkan di dunia ini, banyak hal tidak dapat kita ungkapkan ketika kita mencoba menelusurinya secara realistis agamis, karena dalam agama sendiri tidak semuanya dapat kita telaah dengan kajian akal yang very limited, titik awal merupakan titik akhir dalam sebuah lingkaran yang sempurna, mereka bertemu dalam sebuah dimensi yang sama dan menyatu pada tempat yang sama pula, menjadikan sebuah kesempurnaan dalam pembentukan lingkaran tersebut, Akan tetapi bagaimana jika kedua titik lingkaran tidak bertemu dalam satu media? Masih ingat nasehat para orang tua kepada anaknya saat masih kecil : "heii jangan nakal, ntar masuk neraka lhooo !", neraka adalah satu antiklimaks dari sebuah kewajaran dalam circle's theory, bisa dikatakan dia membuat lingkaran tidak sempurna menjadi eksist. karena ketika Allah menjadikan nabi Adam A.S penghuni surga di awal mulanya maka bisa dipastikan bahwa tempat akhir manusia juga disana setelah melalui proses kehidupan di dunia dengan menggunakan dalil hipotesa sebuah lingkaran dimana titik awal dan titik akhir adalah satu point ditempat yang sama, namun setelah Allah mengetok sebuah palu hukum yang menyatakan bahwa orang kafir akan masuk neraka selamanya, memberikan sebuah makna akan statemen baru bahwa the circle's theory is not perfect and completed because there is unbeliever and the hell in religion's zone, disini peran para Rosul sebagai solving problem yang diciptakan Allah agar manusia dapat merangkai sebuah lingkaran yang sempurna menjadi titik point terpenting dan juga sebagai legitimasi bahwa Dia sangat mencintai makhluknya yang satu ini.
The end is the beginning, seorang teman mengatakan bahwa akhir dari sebuah perjalanan merupakan awal dari satu perjalanan baru, dalam realita kehidupan banyak dari kita mengarungi beranake ragam perjalanan dalam kurun satu waktu, belum menyelesaikan sebuah permasalahan kemudian telah mengkonsumsi lembaran lembaran permasalahan yang lain, memang masalah datang bukan karena sebuah pilihan, sebuah manajemen diri yg baik laksana sebuah syarat mutlak agar kita dapat mengontrol dan mengukur sejauh mana kapabilitas kita agar dapat terus eksist dan menjadikan kehidupan sebagai gabungan gabungan lingkaran yang sempurna.
Lingkaran besar adalah pencerminan dari perjalanan kehidupan kita secara menyeluruh, sedangkan lingkaran lingkaran kecil merupakan pernak pernik yang menghiasi dan membentuknya, kombinasi keduanya adalah sebuah pemahaman akan rahasia rahasia Tuhan yang memang ditujukan pada kita untuk menguaknya, perihal yang berkaitan dengan kemaslahatan manusia sebagai makhluk kesayanganNYA.
Cairo, 10 juli 2008
Menjelang adzan ashar
By : Agassa_boy
Posted by Ahmad Agus Salim at 7/10/2008 08:16:00 pm 0 comments
Labels: My Zone-My Writings
Zaqaziq ( Catatan summer 2008 )
Tepat sehabis adzan ashar berkumandang, kedua kaki ini mulai melangkah, bersama derapan kaki kaki lain milik keempat temanku di Mauqif Ashir (terminal ashir) dalam sebuah perjalanan menuju muhafadzah Syarqiyah tepatnya kota zaqaziq, udara yang lumayan panas di siang hari menjelang sore itu sempat membuat tenggorokan kita kering untuk sesaat, sebelum air dingin akhirnya mengalir membasahi rongga ronnganya, satu info berharga kami peroleh saat itu, janganlah kamu pergi ke daerah zaqaziq atau muhafadzah yg lain pada hari kamis sore, karena saat itu bertepatan dengan arus mudik para pekerja, setelah mereka membanting tulang selama satu minggu di ibu kota kairo.
Sebuah “perjuangan” saya istilahkan di awal perjalanan kami menuju kota Zaqaziq, sempat terkatung katung agak lama di terminal dan tidak mendapat kendaraan, akhirnya setelah melalui pertarungan sengit kami dapatkan juga kursi duduk di mobil eltramco yg akan mengantarkan kami menuju tempat yang nantinya sempat mengingatkan aku pada kampung halaman yang berada nan jauh di seberang lautan, dengan agak berdesakan mobil melaju sedang , setelah kurang lebih satu setengah jam berlalu mulailah kami mendapatkan di sisi sisi ruas jalan hamparan sawah luas yang tak mampu mata ini untuk merengkuh semuanya.
Az zaqaziq adalah ibu kota dari Sharqiyah governorate, N Egypt. Berada di delta sungai Nil yang masyhur, merupakan daerah pertanian yang cukup luas, kota zaqaziq sendiri tidak begitu besar, terdapat beberapa Universitas disana dan salah satunya adalah Al azhar dengan kampusnya yang cukup nyentrik berada di tengah persawahan, cukup banyak mahasiswa asing yang terdaftar disana, kebanyakan berasal dari Indonesia, Malaysia dan Thailand.
Rombongan kami sampai disana sekitar pukul 18.00 waktu Zaqaziq, langsung menuju rumah salah satu kawan kita yang merupakan mahasiswa di Al azhar University of Zaqaziq, ikan bakar dan indomie goreng ternyata telah dipersiapkan untuk menyambut kedatangan manusia manusia aneh dari kairo, dan tentunya tanpa banyak tingkah kita langsung makan menggunakan nampan besar dengan system jama’ah, sungguh nikmat sekali sajian sore hari itu dlm suasana persawahan menjelang maghrib, karena rumah sohib kita itu merupakan rumah terakhir di ujung jalan desa yang berhadapan langsung dengan hamparan sawah padi yang sedang menghijau.
Gol gol gol……. 3-0 untuk kemenangan Spanyol atas Rusia dalam perebutan tempat final di ajang piala eropa 2008, malam itu kami berjalan jalan di daerah mahattah yang merupakan pusat keramaian di kota Zaqaziq, tujuan utama tentunya adalah mencari café buat nonton bola, setelah itu kami sempat jalan2 mengitari daerah itu sampai tengah malam, sempat pula membeli beberapa buah buku di maktabah usrah yang berada disana.
Sebetulnya banyak hal menarik di Zaqaziq yang semestinya dapat menarik minat teman teman Indonesia untuk lebih memilih kuliah disana dari pada tumpah ruah di kairo, selain sawah yang terhampar luas dan udara yang hampir mirip Indonesia di saat musim panas, juga terdapat stadion sepak bola juga tempat tempat olahraga yang lain seperti kolam renang, terdapat pula rumah sakit yang cukup besar dimana semua itu beratas namakan jami’ah zaqaziq, belum lagi lingkungan yang benar benar terkondisionalkan untuk belajar, ditambah banyaknya talaqqi dan daurah yang diprakarsai oleh ahlu sunnah, perhatian dosen kepada anak didiknya juga cukup besar yang mana sangat kontras sekali dengan kondisi para dosen di Al-azhar kairo yang agak kurang dekat dengan mahasiswa dan satu hal terpenting adalah masih cukup banyak terdapat bantuan atau yang diistilahkan dengan “musa’adah” disana, dimana hal itu dapat menopang ekonomi para mahasiswa disamping biaya hidup yang tidak semahal di kairo.
Masih teringat jelas di memori otakku acara lokakarya yang diprakarsai oleh KBRI Mesir dan diadakan di Azhar Conference Center beberapa bulan lalu, yang mempunyai tujuan utama merumuskan sebuah konsep solusi yang efektif, praktis, dan komprehensif mengenai upaya penyelesaian persoalan mahasiswa Indonesia di Mesir. Melihat sisi sisi lain yang jarang dilihat atau bahkan terabaikan karena nampak terlalu jelas adalah perihal yang harus pertama kali dilakukan, terlalu banyaknya Mahasiswa Indonesia yang menetap di kairo di kawasan yang sama, terlebih mereka belajar di fakultas yang sama dan di Universitas yang sama pula, merupakan salah satu asal muasal banyaknya problem yang muncul sekarang ini, mungkin mencoba untuk melakukan pemerataan kuliah adalah salah satu solusi yang dapat di usahakan, dan tentunya mengoptimalkan peran Azhar yang berada di daerah daerah seperti zaqaziq, manshurah, thanta dan lainnya.
Cairo, awal juli 2008
sepulang dari Zaqaziq.
by ; agassa_boy
Posted by Ahmad Agus Salim at 7/10/2008 07:58:00 pm 0 comments
Labels: My Zone-My Writings