Banyak orang gagal tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan kesuksesan saat mereka menyerah . T A Edison.

Thursday, 10 July 2008

Zaqaziq ( Catatan summer 2008 )



Tepat sehabis adzan ashar berkumandang, kedua kaki ini mulai melangkah, bersama derapan kaki kaki lain milik keempat temanku di Mauqif Ashir (terminal ashir) dalam sebuah perjalanan menuju muhafadzah Syarqiyah tepatnya kota zaqaziq, udara yang lumayan panas di siang hari menjelang sore itu sempat membuat tenggorokan kita kering untuk sesaat, sebelum air dingin akhirnya mengalir membasahi rongga ronnganya, satu info berharga kami peroleh saat itu, janganlah kamu pergi ke daerah zaqaziq atau muhafadzah yg lain pada hari kamis sore, karena saat itu bertepatan dengan arus mudik para pekerja, setelah mereka membanting tulang selama satu minggu di ibu kota kairo.

Sebuah “perjuangan” saya istilahkan di awal perjalanan kami menuju kota Zaqaziq, sempat terkatung katung agak lama di terminal dan tidak mendapat kendaraan, akhirnya setelah melalui pertarungan sengit kami dapatkan juga kursi duduk di mobil eltramco yg akan mengantarkan kami menuju tempat yang nantinya sempat mengingatkan aku pada kampung halaman yang berada nan jauh di seberang lautan, dengan agak berdesakan mobil melaju sedang , setelah kurang lebih satu setengah jam berlalu mulailah kami mendapatkan di sisi sisi ruas jalan hamparan sawah luas yang tak mampu mata ini untuk merengkuh semuanya.

Az zaqaziq adalah ibu kota dari Sharqiyah governorate, N Egypt. Berada di delta sungai Nil yang masyhur, merupakan daerah pertanian yang cukup luas, kota zaqaziq sendiri tidak begitu besar, terdapat beberapa Universitas disana dan salah satunya adalah Al azhar dengan kampusnya yang cukup nyentrik berada di tengah persawahan, cukup banyak mahasiswa asing yang terdaftar disana, kebanyakan berasal dari Indonesia, Malaysia dan Thailand.

Rombongan kami sampai disana sekitar pukul 18.00 waktu Zaqaziq, langsung menuju rumah salah satu kawan kita yang merupakan mahasiswa di Al azhar University of Zaqaziq, ikan bakar dan indomie goreng ternyata telah dipersiapkan untuk menyambut kedatangan manusia manusia aneh dari kairo, dan tentunya tanpa banyak tingkah kita langsung makan menggunakan nampan besar dengan system jama’ah, sungguh nikmat sekali sajian sore hari itu dlm suasana persawahan menjelang maghrib, karena rumah sohib kita itu merupakan rumah terakhir di ujung jalan desa yang berhadapan langsung dengan hamparan sawah padi yang sedang menghijau.

Gol gol gol……. 3-0 untuk kemenangan Spanyol atas Rusia dalam perebutan tempat final di ajang piala eropa 2008, malam itu kami berjalan jalan di daerah mahattah yang merupakan pusat keramaian di kota Zaqaziq, tujuan utama tentunya adalah mencari café buat nonton bola, setelah itu kami sempat jalan2 mengitari daerah itu sampai tengah malam, sempat pula membeli beberapa buah buku di maktabah usrah yang berada disana.

Sebetulnya banyak hal menarik di Zaqaziq yang semestinya dapat menarik minat teman teman Indonesia untuk lebih memilih kuliah disana dari pada tumpah ruah di kairo, selain sawah yang terhampar luas dan udara yang hampir mirip Indonesia di saat musim panas, juga terdapat stadion sepak bola juga tempat tempat olahraga yang lain seperti kolam renang, terdapat pula rumah sakit yang cukup besar dimana semua itu beratas namakan jami’ah zaqaziq, belum lagi lingkungan yang benar benar terkondisionalkan untuk belajar, ditambah banyaknya talaqqi dan daurah yang diprakarsai oleh ahlu sunnah, perhatian dosen kepada anak didiknya juga cukup besar yang mana sangat kontras sekali dengan kondisi para dosen di Al-azhar kairo yang agak kurang dekat dengan mahasiswa dan satu hal terpenting adalah masih cukup banyak terdapat bantuan atau yang diistilahkan dengan “musa’adah” disana, dimana hal itu dapat menopang ekonomi para mahasiswa disamping biaya hidup yang tidak semahal di kairo.

Masih teringat jelas di memori otakku acara lokakarya yang diprakarsai oleh KBRI Mesir dan diadakan di Azhar Conference Center beberapa bulan lalu, yang mempunyai tujuan utama merumuskan sebuah konsep solusi yang efektif, praktis, dan komprehensif mengenai upaya penyelesaian persoalan mahasiswa Indonesia di Mesir. Melihat sisi sisi lain yang jarang dilihat atau bahkan terabaikan karena nampak terlalu jelas adalah perihal yang harus pertama kali dilakukan, terlalu banyaknya Mahasiswa Indonesia yang menetap di kairo di kawasan yang sama, terlebih mereka belajar di fakultas yang sama dan di Universitas yang sama pula, merupakan salah satu asal muasal banyaknya problem yang muncul sekarang ini, mungkin mencoba untuk melakukan pemerataan kuliah adalah salah satu solusi yang dapat di usahakan, dan tentunya mengoptimalkan peran Azhar yang berada di daerah daerah seperti zaqaziq, manshurah, thanta dan lainnya.

Cairo, awal juli 2008
sepulang dari Zaqaziq.
by ; agassa_boy

0 comments: