Banyak orang gagal tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan kesuksesan saat mereka menyerah . T A Edison.

Thursday 26 February 2009

Direct Selling, Fenomena Kampanye Door to Door

Oleh ; Agassa salama

Saya agak terkejut ketika beberapa hari yang lalu, ada seseorang mengetuk pintu rumah saya, ingin Silaturrahmi mas... itulah kalimat yang pertama kali keluar setelah salam, merasa agak kaget karena setahu saya sosok yang datang ini bukanlah anggota jama'ah tabligh yang memang minimal sekali dalam setahun memiliki agenda rutin silaturahmi ke rumah ini, tapi dia adalah salah seorang pembesar Partai Keadilan Sejahtera cabang Mesir.

Direct Selling, itulah istilah khusus buat kampanye atau mungkin dengan bahasa lebih halus silaturrahmi dari rumah ke rumah yang dilakukan kader PKS setiap menjelang pemilu, istilah itu sendiri baru aku ketahui beberapa hari setelahnya dari seorang kader partai tersebut, secara umum ada enam tahapan yang dilakukan dalam agenda itu,yaitu "opening, General Benefit Statement, Probing (penyelidikan), supporting, handling objection, dan closing".

Enam tahapan diatas akan saya coba terjemahkan secara sederhana dengan realita yang terjadi di lapangan, dimana saya melihat dan mendengar sendiri fenomena tersebut terjadi, pertama kali adalah "opening", sebagaimana wajarnya pembukaan, tahapan ini dimulai dengan salam, kemudian sedikit basa-basi dan sebuah pertanyaan berkisar apa saja yang anda tahu tentang politik dan partai politik itu sendiri, khususnya partai islam ?. kemudian memasuki tahapan kedua "general benefit statement", didalamnya mulai menjurus ke masalah inti yang ingin dituju, biasanya lontaran pertanyaan pun lebih spesifik, apa yang anda tahu tentang PKS? bagaimana pendapat anda tentang da'wah ? sepakatkah anda jika da'wah dilakukan melalui jalan partai atau kekuasaan ? pertanyaan pertanyaan tersebut bertujuan untuk menggiring anda memasuki arena benefit statement yang mencoba mereka ciptakan, jika anda juga disuguhi pertanyaan pertanyaan semacam itu, renungkanlah jawaban jawaban anda, maka semuanya akan mengarah ke satu sisi yang telah dipersiapkan di tahapan selanjutnya yaitu "probing" (penyelidikan) dan dilanjutkan dengan "supporting", dua tahapan terakhir diatas sangat berkaitan dengan tahapan kelima atau "handling objection", di tahapan inilah point point menarik muncul, dimana dapat ditafsirkan sebagai kampanye yang sangat halus dan rapi, pertanyaan yang diutarakan saat itu seperti apakah anda merasa kalau PKS selama ini memiliki kontribusi yang besar bagi MASISIR? atau kontribusi kontribusi seperti apakah yang anda ketahui yang telah dilakukan PKS selama ini ? atau mungkin pertanyaan pertanyaan lainnya, disesuaikan dengan konklusi yang telah mereka peroleh disaat tahapan probing, dan yang terakhir adalah "closing", sukses atau tidakkah mereka minimal menarik simpati anda ???.



Direct selling yang dilakukan salesman ataupun salesgirl (maaf istilah ini sekedar menyesuaikan istilah direct selling) dari partai yang menyebut diri mereka partai dakwah ini memiliki aneka jenis objek dan metodenya, yaitu dibedakan gimana cara menghadapi simpatisan, orang yang belum tahu, apatis terhadap pemilu, dan kader partai lain.

"Jika ingin merubah Indonesia menjadi lebih baik, jalan utamanya adalah melalui jalur kekuasaan, karena disanalah kekuatan untuk membuat juga mengontrol peraturan dan undang undang berada", ini merupakan ideologi yang terpatri di lubuk hati para kader PKS dan yang coba mereka sebarkan ke masyarakat Indonesia secara umum ataupun umat islam secara khusus, meski tidak menafikan jalur dakwah lainnya, konsentrasi penuh mereka untuk mencapai tujuan itu menjadikan pintu pintu jalur dakwah lain terbengkalai, bahkan hampir menghilang dari kamus mereka, semua agenda yang mereka lakukan hampir semuanya dipolitisi guna satu tujuan (baca :kekuasaan), hal itu bisa dilihat saat demo anti israel belum lama ini atau pengangkatan iklan politik Suharto, saya juga mendapatkan beberapa data dari website PKS sendiri beberapa kalimat saat mereka melakukan direct selling, salah satunya seperti kalimat ini; “Assalamu’alaikum Bapak/Ibu, maaf mengganggu, kami adalah kader PKS. Kami mangajak Bapak/Ibu sekalian untuk memilih pada pemilu 2009. Untuk menjadikan Indonesia lebih baik, kami mangajak bapak/ibu untuk memilih PKS, karena PKS sudah terbukti anti korupsi, terbukti tidak ada satu pun aleg PKS yang masuk daftar hitam KPK”( kemudian teman saya berkata saat membaca itu, kalau yang masuk panti pijat kok gak pernah mereka sebut sebut saat kampanye ya ?? wahh aku sendiri juga tidak tahu tuhh).

Indonesia adalah negara muslim yang unik, bahkan masuknya agama islam itu sendiri ke Indonesia menggunakan jalur yang unik dan berbeda, yaitu perdagangan dan budaya , bukan dengan kekuasaan, atau hampir di kebanyakan tempat penyebaran islam selalu diwarnai perang terlebih dahulu, dakwah memilik ruang lingkup yang sangat luas dan positif, saya secara pribadi tidak memiliki masalah dengan metode dakwah PKS yang lebih mengarah ke politik dan kekuasaan, tapi terus terang saya tidak mahu ketika dikemudian hari ungkapan kata dakwah yang sangat luas memiliki penyempitan makna menjadi PKS atau dakwah hanya dengan cara yang teman teman PKS lakukan, sebagaimana saya menentang aksi brutal FPI yang juga menyebut tindakan mereka sebagai ajang dakwah.

Don't judge a book by its cover,sebagai insan akademis tentu kita harus memahami betul untaian kalimat diatas, terkhusus menghadapi segala fenomena kampanye yang ditawarkan kepada kita, dari partai manapun dan dari siapapun, strategi menjual kelebihan kelebihan maupun kebaikan yang ada, memakai nama suci agama, tokoh, bahkan obralan janji janji menggiurkan, segalanya dilakukan hanya untuk memperoleh kekuasaan, tapi semua hal tentu kembali kepada diri kita masing masing dalam melakukan pembacaan terhadapnya, dan juga semoga momentum agenda lima tahunan negara Indonesia berjalan sukses dan menciptakan pemimpin pemimpin berkualitas dari segala sisi demi kemajuan Indonesia tercinta.

gami', 23 februari 2009


0 comments: